Waspada! Masa COVID-19 memicu "Hikikomori"

 

Orang yang menyendiri, mencari keinginannya, amarahnya meledak terhadap setiap pertimbangan. 

Amsal 18:1


Ada apa dengan Hikikomori..?!! "🧐

Secara harfiah, dalam bahasa Jepang "hikikomori" berarti menyendiri atau membatasi diri. Di Jepang, Menteri Kesehatan, Perburuhan, dan Kesejahteraan Jepang menjelaskan bahwa hikikomori adalah istilah bagi orang-orang yang tidak ingin pergi keluar rumah dan dengan demikian, mengisolasi diri mereka dari masyarakat selama lebih dari enam bulan. 

Hikikomori bukanlah sebuah penyakit kesehatan jiwa, namun hanya sebuah istilah untuk sebuah masalah sosial yang dipicu oleh gangguan mental (kecemasan dan depresi), wabah trend, kebiasaan berperilaku, lingkungan traumatik, pemasungan dan seterusnya.

Nah.. Apakah kamu selama masa COVID-19🦠😷 sudah ada yang mulai punya salah satu tingkah laku tersebut?

Kalau ada bisa jadi kamu terkena gejala hikikomori..

Dijelaskan bahwa para Hikikomori ini suka menyendiri, semua dilakukan dalam satu ruangan tertutup. 

Apalagi sejak akhir 2019 sampai awal tahun 2021 segala sesuatu nya dibatasi sejak adanya Covid 19. Pembatasan sosial, meminimalisir kegiatan diluar dan memaksimalkan teknologi smartphone, Notebook, Videogame, dan untuk Zoom salah satu aplikasi komunikasi. Tanpa kita sadari hal ini dapat menjadi salah satu faktor indikasi yang memicu Hikikomori, jika kita tidak mengendalikan diri /menguasai diri (Galatia 5:23-23) serta melupakan waktu beribadah kepada Tuhan. (Ulangan 10:12b-13).

Galatia 5:22-23
5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Ulangan 10:12b-13
“Beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu.”


Berikut tips terhindar dari Hikikomori di masa Covid💡

1. Beribadah kepada Tuhan Allahmu dan Tetaplah Berdoa. 

Yakobus 5:13
“Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi!”


2. Atur waktu untuk keluar dari ruangan setelah melakukan aktifitas dalam ruangan. 

Tidak dipungkiri kegiatan dari berbagai sisi menggunakan alternatif Work From Home (WFH), Home Learning dengan penggunaan teknologi smartphone,notebook dan Network (internet) apalagi sampai memakan waktu kurang lebih 2-3 jam atau bahkan seharian.  Untuk itu diperlukan manajemen waktu. 

Waktu adalah pemberian Allah yang sangat berharga bagi kita.
Pergunakan waktu secara efektif dan efisien. Artinya bisa mengerjakan banyak hal dengan cara yang benar dan tidak sia-sia. (Kolose 4:5).

Kolose 4:5
Hiduplah dengan penuh hikmat  terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. 



3. Tetap Bersosialisasi

Masa Covid memang belum berakhir, namun bukan berarti kita harus mengurung diri terus menerus. Bersosialisasi itu penting, karena manusia adalah mahluk sosial. Dengan tetap mengikuti prosedur kesehatan Covid 5M, maka kita akan terjaga. So, do not worry. 

Pengkhotbah 4:9-10,12 

Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya...Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan."

 


At the end kita jangan sampai terlena dalam masa masa yang penuh fenomenal, tidak tertidur, namun "Let's fight till the end!" Bersama Roh Kudus untuk melakukan kehendak Bapa di Surga dengan Memuliakan nama-Nya dalam kehidupan kita. 

Kalaupun saat ini dalam kesendirian berdoa untuk penyertaan Tuhan, dan Dia akan berikan kekuatan Maz 62:9. Jikalau saat ini dalam kebersamaan dengan sesama keluarga, saudara seiman, mari tetaplah bersyukur dan bersukacita didalam Tuhan   1 Tesalonika 5:16-18. 




Salam Sukacita Selalu!! 


Laluluthink


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Parenting For Teenager Gen-Z